Berapaperangkat pakaian upacara perkawinan yang digunakan calon none mantu pada acara resepsi 7. Siapa dan berapa banyak undangan. Salah satu adat yang umumnya masih dipakai yaitu ngedelengin/proses pendekatan antar calon. Prosesi melamar juga masih dipakai dalam kebudayaan betawi masa kini, dimana pada prosesi melamar ini juga pria yang
Ilustrasi pernikahan adat Jawa. Foto Dok. iStock Dki jakarta – Pernikahan adat Jawa memiliki banyak prosesi. Mulai dari siraman, seserahan, midodareni dan panggih. Dari semua prosesi tersebut, panggih menjadi salah satu tahapan yang memiliki banyak tahapan dalam pernikahan adat Jawa. Upacara panggih melambangkan pertemuan awal antara pengantin wanita dengan pengantin pria yang masing-masing masih dalam keadaan suci. Upacara panggih atau pertemuan antara pengantin pria dan wanita secara adat Jawa, didasari pada dua hal berikut ini – Perjodohan ditetapkan oleh orangtua yang didasari pertimbangan, seperti bibit, bebet dan bobot. Demi kelangsungan dan keselamatan rumah tangga dikemudian hari. – Pada waktu pernikahan mungkin kedua calon pengantin belum begitu saling mengenal, bahkan ada yang belum pernah bertemu. Maka pernikahan untuk membentuk keluarga baru diawali dengan upacara panggih atau bertemu. Seperti dikutip dari weddingku dan buku karangan Drs. Gitosaprodjo dan Drs. Thomas Wiyasa Bratawidjaja mengenai pernikahan adat Jawa, berikut urutan pelaksanaan upacara panggih di pernikahan adat Jawa ane. Upacara Penyerahan Sanggan Setelah persiapan dan waktu yang direncakan untuk menikah, pengantin wanita keluar dari dalam rumah dan duduk di kursi pengantin berhias indah dimuka petanen atau disebut krobongan. Kemudian pengantin pria tiba, diapit oleh sesepuh pria dan dilakukan upacara penyerahan Sanggan. Sanggan diberikan pihak mempelai pria kepada kedua orangtua mempelai wanita sebagai bentuk tebusan putri mereka. Sanggan terdiri dari satu tangkep atau dua sisir pisang raja matang di pohon, sirih ayu, kembang telon yang berisi buna mawar, melati dan kenanga, serta benang lawe. 2. Upacara Balangan Gantal atau lempar sirih Tahapan upacara panggih dalam pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah upacara balangan gantal. Balangan artinya melempar, sedangkan gantal artinya daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan menggunakan benang lawe. Upacara ini dilakukan dari arah berlawanan, berjarak sekitar dua meter. Mempelai pria melemparkan gantal ke dahi, dada dan lutut mempelai wanita. Lalu dibalas oleh mempelai wanita yang melempar gantal ke dada dan lutut mempelai pria. Ritual ini bertujuan untuk saling melempar kasih sayang. iii. Upacara menginjak telur, wiji dadi, wijikan atau Ranupada Upacara ranupada menjadi tahapan selanjutnya dalam prosesi panggih di pernikahan adat Jawa. Ranupada berasal dari dua kata yaitu ranu yang berarti air dan pada artinya kaki. Perlengkapan yang dipakai untuk ranupada terdiri dari gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. Pemaes mengambil telur ayam yang kemudian disentuhkan di dahi pengantin pria terlebih dahulu. Kemudian telur ayam juga disentuhkan di dahin pengantin wanita tiga kali. Setelahnya telur ayam dipecahkan di kaki pengantin pria dan pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria dengan air bersih. Pembasuhan ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami agar rumah tangga bahagia dan harmonis. Ilustrasi pernikahan adat Jawa Foto Dok. iStock four. Upacara Bergandungan tangan Kanten Asto Kanthen Asta Prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan tahapan kanthen asta. Pada prosesi ini kedua pengantin berdiri berdampingan dan bergandengan tangan sambil mengaitkan jari kelingking, wanita di sebelah kiri dan pria di sebelah kanan. Kedua mempelai kemudian berjalan bersama ke pelaminan. v. Upacara Selimut Slindur Saat sampai di pelaminan, prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara selimut slindur. Pada tahapan ini ibu dari pengantin wanita menyelimuti kedua lengan pengantinndengan kain sindur. Setelah itu kedua pengantin berjalan pelan-pelan menuju tempat duduk pengantin, diikuti oleh kedua orangtua. 6. Upacara Pangkon, Timbangan atau Tanem Jero Setelah sampai di pelaminan, upacara panggih berlanjut dengan kedua mempelai tetap berdiri berdampingan dengan posisi membelakangi pelaminan atau menghadap tamu undangan. Dengan disaksikan ibu mempelai wanita, ayah mempelai wanita mendudukan kedua mempelai ke kursi pengantin sambil memegang dan menepuk-nepuk bahu keduanya. Prosesi ini memiliki makna bahwa kedua mempelai telah “ditanam” agar menjadi pasangan yang mandiri. 7. Upacara Kacar Kucur atau Tampa Kaya Upacara kacar kucur dalam pernikahan adat Jawa melambangkan bahwa suami berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri. Biasanya kacar kucur yang bagian dari prosesi panggih ini berupa Keba atau kantong tikar anyaman yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam dan kembang telon seperti bunga mawar, melati dan kenangan kepada pengantin wanita. Ini adalah lambang suami yang bertugas sebagai mencari nafkah untuk keluarga dan sebagai simbolik dari menyerahkan hasil kerja kerasnya kepada istri. Jalannya upacara kacar kucur ini adalah mempelai pria menuangkan isi keba ke pangkuan wanita dan diterima dengan kain sindur. Diatur sedemikian rupa agar isi keba tidak habis sama sekali dan tidak ada barang satupun yang tercecer. viii. Upacara Dulangan atau Dhahar Kalimah Upacara dulangan dalam pernikahan adat Jawa maknanya melambangkan kerukunan yang serasi antara suami dan istri. Dalam upacara ini kedua pengantin baru saling menyuapi nasi satu sama lain. Pada upacara dulangan ini mempelai pria membuat tiga kepalan nasi kuning dan diletakkan di atas piring yang dipegang oleh pengantin wanita. Dan disaksikan mempelai pria, mempelai wanita memakan satu per satu kepalan nasi. Lalu mempelai pria memberikan memberikan segelas air putih kepada mempelai wanita. Prosesi ini menggambarkan kerukunan suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam keluarga. Ilustrasi pernikahan adat Jawa Foto Dok. iStock 9. Upacara Bubah Kawahbatau Ngunjuk Rujak Degan Setelah dulangan, prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara ngunjuk rujak yang artinya minum rujak degan. Pada upacara ini kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita mencicipi rujak degan, yakni minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda dicampur gula merah, sehingga rasanya manis dan segar. Prosesi ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan. Bahwa segala sesuatunya yang manis tidak dinikmati sendiri, melainkan harus dibagi bersama dengan seluruh anggota keluarga. 10. Upacara Mapag Besan atau besan datang berkunjung Prosesi berikutnya dari panggih dalam pernikahan adat Jawa adalah mapag besan atau upacara besan martuwi atau upacara besan tilik pitik. Mapag besan ini artinya menjemput besan. Prosesi ini dilakukan karena orang tua mempelai pria tidak diperkenankan hadir selama prosesi panggih sampai upacara ngunjuk rujak degan. 11. Upacara Sungkeman atau Pangabekten Prosesi yang terakhir dalam panggih adalah sungkeman. Sungkeman dilakukan sebagai wujud bahwa kedua mempelai akan patuh dan berbakti pada orangtua mereka. Pada prosesi ini, kedua mempelai bersembah sujud kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu serta memohon maaf atas segala khilaf dan kesalahan. Kedua mempelai memohon doa dan restu kepada orangtua agar menjadi keluarga yang bahagia. Setelah acara panggih selesai barulah kedua mempelai melaksanakan acara resepsi. Pada resepsi ini kedua mempelai akan menyapa tamu-tamu yang hadir. Simak Video “Dekorasi Pernikahan Keluarga Cendana Viral di Medsos“ [GambasVideo 20detik] gaf/eny
Adapunritual upacara Balimau sebagai berikut: 1. Merebus Jeruk atau Limau Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba, masyarakat umumnya sudah membuat air rebusan jeruk/Limau untuk digunakan pada waktu Balimau (biasanya 1 hari sebelum Ramadhan). Maknanya, Limau dapat membersihkan kotoran najis yang melekat pada diri (dosa-dosa). 2.
Ini Dia Susunan Acara Ngunduh Mantu By Ravica 24 Apr 2021 Viewers 30759 Susunan acara ngunduh mantu sebetulnya jauh lebih simpel bila dibandingkan dengan acara pernikahan. Namun meski begitu, acara yang kerap dianggap sakral ini, tidak boleh dilewatkan, terutama oleh mereka yang bersuku mantu sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa. Di mana ngunduh berarti panen dan mantu artinya menantu. Prosesi ini akan dilakukan oleh keluarga pengantin pria yang bermaksud menyambut pengantin wanita sebagai bagian dari keluarga. Kebiasaan ini sebetulnya bukan hal yang wajib, layaknya pernikahan biasa jadi bisa dilakukan atau tidak. Dan sekali lagi, ini memang erat kaitannya dengan tradisi pada masing-masing keluarga. Ngunduh mantu biasanya diselenggarakan pada hari kelima setelah hari pernikahan dilangsungkan. Karenanya tradisi ini juga dikenal dengan sebutan sepasaran atau sepekenan, dalam bahasa Jawa. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti lima jarang acara ini pun digelar dengan sama meriah dan sama mewahnya seperti ketika hari pernikahan dan akad. Makanan, undangan, dekorasi tetap diperhatikan detailnya. Jika kamu juga ingin acara tersebut dilangsungkan, ada baiknya dipikir jauh-jauh hari atau bersamaan dengan rencana pernikahan. Beruntungnya, kamu juga bisa menggunakan jasa wedding organizer yang sama untuk menghemat waktu dan intinya, ngunduh mantu itu semacam perayaan atau syukuran bahwa keluarga tersebut berhasil mendapatkan menantu. Pada adat Jawa, ngunduh mantu disertai dengan berbagai prosesi yang cukup panjang. Prosesi tersebut di antaranya yaitu sebagai berikut PangombyongImbal WicaraSindur BinanyangSambutan dari keluargaAcara paripurnaKemudian apakah makna dari beberapa istilah di atas? Yuk, simak susunan acara ngunduh mantu adat Jawa berikut ini, agar kamu Istilah dalam Susunan Acara Ngunduh MantuFoto PangombyongProsesi pernikahan adat Jawa dalam ngunduh mantu yang pertama adalah pangombyong. Kedua pengantin, orang tua dan keluarga yang akan mengantar bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu. Di sini biasanya semua sudah merias wajah dan menggunakan baju atau pengiring merupakan awal dari dimulai acara ngunduh mantu. Kedua pengantin akan pergi meninggalkan rumah orang tua pengantin wanita, yang diantar oleh serombongan pengiring, seperti keluarga besar, kerabat, hingga tetangga. Setiba di venue atau biasanya rumah orang tua pengantin pria, rombongan akan disambut dengan Gendhing Boyong Imbal WicaraBegitu rombongan pangombyong tiba di rumah atau venue nikah untuk ngunduh mantu, acara akan masuk ke sesi selanjutnya yaitu Imbal Wicara. Proses ngunduh mantu kedua dalam ucapara pernikahan adat Jawa ini adalah berupa dialog dari keluarga pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria, dengan maksud menyerahkannya. Disini, kedua pengantin akan diberi dua cangkir air minum yang akan diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua pria. Ujukan tirto wening, demikian istilah yang digunakan untuk prosesi yang satu ini. Tujuannya sendiri ditujukan sebagai lambang kasih sayang orang tua. Dan air sendiri sebagai simbol dari harapan orang tua agar kedua pengantin kelak selalu diberikan kejernihan dalam berpikir dan memutuskan sesuatu, seperti beningnya air yang mereka Sindur BinayangMasuk ke langkah berikutnya, yaitu sindur binayang. Ini adalah proses di mana ayah dari pengantin pria akan menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin, sambil memegang bagian ujung kain, sang ayah kemudian akan menuntun keduanya hingga duduk di pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan, diikuti oleh kedua pengantin, Kemudian ibu pengantin pria mengikuti di belakangnya sambil memegang pundak kedua pengantin. Pada adat Jawa, prosesi ini biasanya akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong basuki atau pelog tiba di pelaminan, kedua pengantin dan orang tua akan berdiri sejajar sambil menyaksikan tari gombyong. Kemudian sebelum duduk di kursi pelaminan, pengantin akan melakukan proses sungkeman. Untuk prosesi yang satu ini akan memakan waktu paling lama sekitar 30 hingga 40 menitan. Ini merupakan prosesi yang paling panjang dibanding dengan acara lainnya. 4. Sambutan Acara selanjutnya setelah kedua pengantin berada di pelaminan adalah sambutan serta ucapan terimakasih dari perwakilan keluarga pengantin pria. Setelah sambutan diberikan, acara pun ditutup dengan acara makan lebih itulah susunan acara ngunduh mantu adat Jawa yang hanya akan memakan waktu singkat, bahkan tidak lebih dari 1 hingga 1,5 jam saja. Acara juga bisa dilengkapi dengan pembacaan doa, tausyiah, juga sesi foto. Suku lainnya yang juga kerap melakukan prosesi ngunduh mantu adalah pernikahan adat yang digunakan pun berbeda, yaitu mulung mantu namun artiannya sendiri sama dengan mengambil mantu. Begitu juga dengan susunan acaranya kurang lebih sama, hanya saja menggunakan bahasa atau istilah yang berbeda. Nah, itu dia susunan acara ngunduh mantu yang biasa dilakukan untuk menghormati adat dan tradisi suku Jawa. Masih ada beberapa tradisi yang juga kerap disisipkan di acara tersebut, salah satunya adalah gepyokan, yaitu tradisi memukulkan beberapa macam dedaunan yang diikat menjadi satu. Kunjungi WeddingMarket Festival Gratis! Menangkan Berbagai Hadiah Menarik
11.Latar Belakang Masalah. Agama islam adalah salah satu agama yang memiliki pengaruh sangat kuat. Dalam perkembangannya islam selalu mengalami kemajuan sangat pesat diseluruh dunia, baik itu dibidang ilmu pengetahuan, budaya, sosial, politik dan lain-lain. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa Barat pada priode ini sebenarnya
– Musik tradisionalmemiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah sebagai sarana upacara adat. Artinya, musik digunakan sebagai pengiring suatu upacara adat. Apa contoh musik sebagai sarana upacara adat? Contoh musik sebagai sarana upacara adat adalah Gamelan gambang dalam upacara adat pitra yadnya Gondang sitolupulutolu dalam upacara adat saur matua Angklung dogdog lojor dalam upacara adat seren taun Baca juga 4 Fungsi Musik Tradisional Gamelan gambang dalam upacara adat pitra yadnya Contoh musik sebagai sarana upacara adat adalah musik gamelan gambang yang digunakan untuk upacara pitra yadnya. Pitra yadna adalah upacara adat yang dilakukan umat Hindu di Bali untuk penyucian roh bagi orang yang telah meninggal. Dilansir dari FSP ISI Denpasar, iringan musik dari gamelan gambang dapat menghangatkan dan menghantarkan roh orang yang meninggal menuju surga. Baca juga Gamelan, Alat Musik Tradisional yang Mendunia Gondang sitolupulutolu dalam upacara adat saur matua Contoh musik sebagai sarana upacara adat selanjutnya adalah musik gondang sitolupulutolu untuk upacara adat saur matua adalah upacara adat kematian atau pemakaman masyarakat Silahisabungan Batak Toba. Tanpa adanya gondang sitolupulutolu, upacara adat saur matua tidak sah dilakukan. Menurut Sopandu Manurung, dkk dalam Gondang Sitolupulutolupada Upacara Afat Saur Matua Masyarakat Batak Toba Silahisabungan 2021, gondang sitolupulutolu dalam upacara adat daur matua adalah sebagai ungkapan sukacita maupun dukacita, sebagai hiburan, dan sarana komunikasi menyampaikan doa kepada Tuhan. Baca juga Rumah Bolon, Rumah Adat Suku Batak di Sumatera Utara Angklung dogdog lojor dalam upacara adat seren taun Contoh musik sebagai sarana upacara adat selanjutnya adalah musik dari angklung dogdog lojor yang digunakan dalam upacara adat seren taun. Seren taun adalah upacara adat masyarakat Suku Sunda sebagai puncak perayaan pesat panen. Menurut Dinda Satya Upaja Budi, dkk dalam jurnal Angklung Dogdog Lojor pada Upacara Seren Taun 2014, menyebutkan bahwa Musik dari angklung dogdog lojor dalam upacara seren taun merupakan ungkapan doa, persembahan, permohonan atas segala berkah serta rasa syukur atas keberhasilan panen padi dan hasil bumi lainnya juga permohonan keselamatan agar terhindar dari berbagai musibah. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Maknadan istilah pada rangkaian upacara pengantin adat Jawa bisa dijelaskan seperti dibawah ini. 1. TARUB yang menyelenggarakan peralatan mantu. Dipakai sebagai salah satu sarana dalam upacara perkawinan yaitu setelah mempelai bergandengan tangan (Jawa : kanthen) berjalan menuju ke tempat duduk pengantin, maka salah seorang pinisepuh putri
Menimbang: 1. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat pendidikan untuk membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin, gotong ronyong, rasa tanggung jawab dan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;
JelajahEloknya Tenun Sumba (3) Saya bangun terlambat pagi ini. Semalam saya terlambat tidur. Aroma ikan Cara yang menyengat sungguh membuat haru, mengingatkan saya pada situasi rumah. Pagi ini kami sarapan menu ikan Cara dan sayur rumput laut. Ikan Cara ini merupakan oleh-oleh yang dibawa Rambu Putri dari Pota, Kabupaten Manggarai Timur.
7Ragam Alat Musik Aceh yang Tak Kalah dengan Alat Musik Daerah Lain, Ada Serunee Kalee Nur Afitria Cika Handayani Senin, 07 Maret 2022 | 17:25 WIB Masjid Baiturrahman, salah satu ikon Provinsi Aceh.
Golodogini juga berfungsi untuk membersihkan kaki yang kotor sebelum naik atau masuk ke dalam rumah. Sebagai salah satu contoh ini dia nih gambar Rumah Adat yang berciri khas Suku Sunda yang ada di Candi Cangkuang Kabupaten Garut 2. Pakaian Adat Oh iya teman-teman, Garut juga memiliki pakaian adat yang menjadi Kebudayaan yang khas loh,yaitu
Ulosulos lain yang digunakan dalam upacara adat, antara lain, ‘ulos meratur’ dengan motif garis-garis yang mengambarkan burung atau banyak bintang tersusun teratur. Barong Ider Bumi merupakan salah satu upacara adat tahunan yang dilakukan masyarakat suku Using, Banyuwangi. Ritual ini masih sering diadakan di desa adat Desa Kemiren
. ekganm7mre.pages.dev/2ekganm7mre.pages.dev/310ekganm7mre.pages.dev/360ekganm7mre.pages.dev/441ekganm7mre.pages.dev/274ekganm7mre.pages.dev/151ekganm7mre.pages.dev/374ekganm7mre.pages.dev/88
alat yang digunakan dalam salah satu upacara adat mantu